Sabtu, 25 Juli 2009


Perguruan Islam Mathaliul Falah, STAIMAFA dan Pondok Maslakul Huda dalam Ancaman Teknologi

Fenomena Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Lingkup Pesantren
Membiarkan teknologi informasi dan komunikasi melenggang tanpa pengawasan, tanpa control, bahkan boleh dikatakan pula tanpa undang-undang, adalah sikap yang berbahaya sekaligus merupakan tindakan bodoh. Terror melalui media informasi dan telekomunikasi, baik itu internet, televise, handphone atau media apapun terjadi setiap waktu. Terror tersebut bukan lagi terror yang disemarakkan oleh mantan presiden kita Soeharto sebagai terror “pembangunanisme”, namun juga terror atas sikap mental dan perilaku bangsa dan Negara Indonesia .

Perkembangan teknologi yang begitu luasnya benar-benar telah menimbulkan suatu gebrakan yang sangat mengejutkan di dunia komunikasi, terutama dalam memberi manfaat positif yang sesuai dengan kebutuhan makhluk dunia yang makin berkembang.

Setelah dunia komunikasi mengalami perkembangan yang tertatih-tatih di seluruh dunia, maka peralatan-peralatan baru yang disuguhkan teknologi bagi perkembangan komunikasi dianggap sebagai hal baru dalam dunia komunikasi modern . Inilah yang telah didapatkan dari kemajuan ilmu, teknologi dan eksperimen. Kembali kepada beberapa tahun silam, awal kemunculan atau sebagai langkah awal gebrakan baru di dunia komunikasi. Munculnya “telpon mobil” menjadi sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak lumprah, sebagai sesuatu yang mampu mengagetkan penduduk dunia, padahal dalam telpon mobil terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, terutama jika si pemilik mobil tidak berada di dalamnya .
Belum selesai keheranan masyarakat pada “telpon mobil” munculah pager. Pada saat itu, pager dianggap sebagai sesuatu yang revolusioner dalam dunia komunikasi, sampai akhirnya handphone mampu mengalahkan sang revolusioner. Tidak hanya berhenti sampai disini, dunia teknologi semakin berkembang apalagi di bidang komunikasi. Berbagai media diciptakan untuk menunjang relasi, hubungan baik antar Negara, baik personal maupun lembaga .

Perkembangan komunikasi tidak hanya terhenti sebatas teknologi-teknologi canggih layaknya handphone, dengan sebuah media yang kiprahnya selalu bersinar, komunikasi bukan menjadi hal yang sulit. Berkembangnya teknologi dalam ranah dunia, secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan komunikasi. Segala macam kemajuan teknologi dalam dunia komunikasi dipengaruhi pula dengan kebutuhan masyarakat dunia. Hal ini pun tidak menutup kemungkinan perkembangan teknologi akan semakin liar bila kebutuhan manusia itu sendiri tidak dibatasi.

Begitu pula tidak menutup kemungkinan bagi Pesantren untuk ikut terpengaruh, entah itu dalam segi positif maupun negative dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dunia Pesantren selalu menjadi kajian menarik dan telah menjadi wacana umum dalam alur pemikiran kontemporer. Dunia pesantren dewasa ini, telah banyak memberi kontribusi wacana ditengah dinamika social yang sangat fluktuatif. Meskipun Pesantren sangat layak untuk bisa bermain di semua lingkup kehidupan social, namun ia masih mampu menjaga indepedensinya di tengah kepentingan-kepentingan yang terus menerus bergolak. Pesantren sesungguhnya sangat potensial untuk dieksploitasi untuk mempengaruhi ataupun menentukan kebijakan publik. Namun hal itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa Pesantren sangat potensial untuk dipengaruhi ataupun ditentukan oleh kebijakan-kebijakan public. Seperti halnya Mathali’ul Falah, STAIMAFA (Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah) yang notabenenya berbasis pesantren, dan pondok pesantren Maslakul Huda, yang sangat potensial untuk mempengaruhi dan menentukan kebijakan-kebijakan masyarakat. Dunia pesantrenpun tidak akan begitu saja berdiam diri melihat perkembangan TIK yang menjadi pengaruh utama globalisasi. Namun apakah Pesantren sadar, bahwa “kesuciannya” bisa saja dinodai oleh kepentingan sesaat? Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bisa dikatakan pula sebagi kepentingan sesaat, pasalnya ketika kebutuhan satu muncul maka akan muncul terobosan baru di dunia teknologi, dan ketika kebutuhan itu sudah tergantikan dengan kebutuhan yang lain, maka teknologi pun akan tergantikan oleh temuan yang lebih baru. Sehingga tidak menutup kemungkinan teknologi-teknologi yang telah tercipta jauh-jauh hari tidak akan difungsikan lagi.

Meskipun demikian, masyarakat yang memandang Pesantren mampu terpengaruh arus global karena teknologi perlu menyadari pula bahwa peran aktif Pesantren ditengah-tengah masyarakat ternyata mempunyai akses yang cukup signifikan dan lebih mampu mendekatkan diri dengan problem persoalan yang kompleks. Hal ini disebabkan oleh sikap toleran yang diberikan Pesantren kepada masyarakat . Dengan melihat potret Pesantren yang sedemikian rupa, yang dikatakan Pesantren sangat potensial dalam mempengaruhi dan menentukan kebijakan masyarakat, bagaiman jika hal itu dinodai oleh berkembang pesatnya dunia teknologi informasi global, apalagi bila itu terjadi di Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda? Apakah Pesantren masih sanggup menetralkan dunia Pesantren dengan tanggung jawab para santrinya sebagai bentukan pribadi yang mampu ikut serta mengupayakan terciptanya civil society yang kritis dan independent tanpa kooptasi Negara dan bentuk-bentuk konspirasional lainnya serta pengaruh global? Akankah pesantren, layaknya Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda mengorbankan kepentingan yang lebih fundamental, yaiut memfasilitasi proses tafaqquh fi al-din.

Perkembangan dan Dampak TIK dalam Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Pesantren Maslakul Huda
Dengan begitu pesatnya teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian berkembang justru Perguruan Islam Mathali’ul Falah yang menjadi induk lahirnya Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah tidak menampakkan adanya kemajuan teknologi. Meskipun berbagai fasilitas telah tersedia di Mathali’ul Falah, namun perkembangan TIK tidak mampu menembus pertahanannya, sampai saat ini lingkup siswa Mathali’ul Falah belum dapat mengakses internet baik secara gratis ataupun tidak. Meski telah memiliki fasilitas computer, laborat bahasa, kelas multimedia, perpustakaan dengan banyak koleksi buku, Koran dan lain-lain namun internet belum mampu menjamah sekolah yang terdiri siswa baik putra maupun putrid ynag sekolah secara terpisah.

Hal ini menimbulkan pertanyaan karena, bila Mathali’ul Falah dibandingkan dengan STAI Mathali’ul Falah akan terlihat ketimpangan yang amat sangat dalam hal perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Karena di staimafa sendiri para mahasiswa sudah terpenuhi dengan fasilitas internet. Perkembangan teknologi yang terjadi di STAI Mathali’ul Falah bisa dikatakan up to date.

Berangkat dari bangku sekolah, bagaimana pondok pesantren yang menampung murid-murid di Mathali’ul Falah dalam sudut pandang perkembangan TIK. Dalam hal ini dicontohkan pondok pesantren Maslakul Huda , pondok yang berada dibawah asuhan KH. MA. Sahal Mahfudz ini bias dikatakn mengalami perkembangan akibat dampak dari perkembangan TIK. Para santri di maslakul Huda baik putra maupun putrid telah difasilitasi beberapa unit computer yang bias mengakses internet. Dalam pondok pesantren Maslakul Huda telah tersedia 2 laborat computer, laborat bahasa, dan perpustakaan dengan dilengkapi akses internet gratis.

Dengan perkembangan TIK yang terjadi di STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda, secara otomatis memberikan wawasan yang lebih kepada mahasiswa dan para santri. TIK mampu memberikan hazanah ilmu pengetahuan baru berupa media yang tidak hanya melalui teks, namun juga gambar dan rekaman video. Namun bila melihat kelebihan yang terjadi di STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda, belum tentu pula Mathali’ul Falah yang terkesan tertutup dalam perkembangan TIK tidak mampu melangkah lebih jauh.
Dengan mengamati perbedaan perkembangan TIK yang terlihat timpang antara sekolah, pesantren, dan sekolah tinggi, justru semakin menimbulkan permasalahan, bagaimana bisa sekolah, pesantren, dan sekolah tinggi, yang diampu orang-orang yang sama menimbulkan ketidak seimbangan dalam perkembangan TIK? Dengan terjadinya ketimpangan perkembangan TIK, akan menimbulkan dampak yang berbeda pula antara satu dengan yang lain entah itu dampak positif maupun dampak negative.

Topik dalam Pengembangan TIK
Dalam penelitian perkembangan dan dampak TIK dalam pesantren khususnya yang mebahas perkembangan dan dampak teknologi TIK di Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda diharap bisa ditarik kesimpulan tentang perkembangan teknologi antara STAI Mathali’ul Falah, Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda yang memang bisa dikatakan pada dasrnya berbeda.disamping itu dengan perkembangan yang berbeda disetiap tempatnya secara otomatis akan menimbulkan dampak yang berbeda pula.
Seperti halnya handphone dan televisi, meskipun sama-sama sebagai suatu teknologi informasi dan komunikasi, dampak yang timbul karenanya juga bisa jadi, dan memang berbeda. Karena meskipun sama-sama menimbulkan radiasi, namun penggunaan handphone lebih dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah . Sedangkan dampak buruk televisi terlebih kepada anak yang berusia dibawah dua tahun yang dibiarkan orangtuanya akan menyerap banyak kerugian. Terutama pada perkembangan otak anak, emosi, sosial dan kemampuan kognitif .

Bila disetiap teknologi memiliki dampak kepada setiap penikmatnya, begitupun yang seharusnya terjadi di Mathali’ul Falah, STAIMAFA dan Maslakul Huda, karena pada dasarnya ketiganya berada di tempat berbeda meski dalam satu lingkungan.

Dampak Teknologi dalam Kepustakaan
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sebagai penggagas utama terbentuknya globalisasi, dalam bentuk apapun dan untuk kepentingan apapun, dengan cepat dapat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup budaya suatu bangsa. Dengan pesatnya arus informasi yang tersebar, seolah-olah tidak memberikan kesempatan untuk menyerap dengan filter mental dan sikap kritis.
Untuk itu muncullah dampak positif dan negative dari pengaruh globalisasi yang didukung TIK. Pengaruh positif yang diberikan adalah peningkatan kecepata, ketepatan akurasi dan kemudahan yang memberikan efisiensi dalam berbagai bidang khususnya dalam masalah waktu, tenaga dan biaya. Sebagai contoh manifestasi TIK yang mudah dilihat di sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu singkat, karena kehadiran surat elektronis (email), ketelitian hasil perhitungan dapat ditingkatkan dengan adanya komputasi numeris, pengelolaan data dalam jumlah besar juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan basis data (database), dan masih banyak lagi .

Sedangkan pengaruh negatif yang bisa muncul karena adanya TIK, misalnya dari globalisasi aspek ekonomi, terbukanya pasar bebas memungkinkan produk luar negeri masuk dengan mudahnya. Dengan banyaknya produk luar negeri dan ditambahnya harga yang relatif lebih murah dapat mengurangi rasa kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia .

Teknologi komunikasi berangkat dari penggunaan sinyal listrik arus lemah untuk penyaluran informasi atau isyarat baik searah maupun dua arah yang diolah computer dan ditransmisikan lewat kabel dan gelombang elektro magnetic melalui pemancar dan satelit. Teknologi ini diasosiasikan dengan telepon dan televisi yang nantinya dapat masuk kedalam internet. Revolusi informasi global telah berhasil menyatukan kemampuan komputerisasi, telepon, radio dan televise secara terintegrasi .

Keadaan ini berdampak besar pada perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah. Perkembangan dunia komputer khususnya internet dan media informasi global memaksa semua institusi pendidikan untuk sadar bahwa pengaruh global sudah dan akan terus semakin nyata mengimbas kepada seluruh aspek kehidupan . Di STAI Mathali’ul Falah sendiri menyediakan setidaknya 10 unit computer yang telah dilengkapi akses internet gratis setiap harinya, namun dengan demikian tidak serta merta pengaksesan mahasiswa di dunia maya tidak dibatasi, akses internet di STAI Mathali’ul Falah akan secara otomatis menolak akses-akses yang dipandang tidak sesuai dengan moral dan etika. Para mahasiswa benar-benar diberi kebebasan dalam mencari ilmu, bukan hanya melalui para staf pengajar di STAI Mathali’ul Falah, melalui buku-buku di perpustakaan, mahasiswapun diberikan fasilitas e-book untuk menambah hazanah keilmuan mereka. Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah yang dilatar belakangi tradisi Pesantren, tetap menjaga keutuhan sekolah akademik yang berbasis Pesantren. Dalam perkembangan dunia teknologi, STAI Mathali’ul Falah tidak terjebak dalam perkembangan informasi global.

Meskipun STAI Mathali’ul Falah berdiri dari sebuah Perguruan Islam Mathali’ul Falah, namun berbeda hal dengan apa yang terjadi di Mathali’ul Falah. Perkembangan teknologi informasi dan Komunikasi di Mathali’ul Falah bisa dikatakan kurang memadai, bila melihat perkembangan TIK saat ini. Murid-murid di Mathali’ul Falah belum diberi kebebasan dalam mengakses internet, karena tidak difasilitasi seperti halnya yang terjadi di STAI Mathali’ul Falah. Meski telah dilengkapi berbagai fasilitas computer, laborat bahasa, kelas multimedia, perpustakaan, dan lain sebagainya. Mathali’ul Falah belum sedikitpun menjamah internet yang dikatakan secara umum internet berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dan alat pengolahan informasi. Sebagai alat komunikasi internet menjadikan dunia tiada batas (borderless). Manusia di belahan dunia manapun dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat, misalnya dengan chating dan mail. Namun hal ini seolah masih dihindari untuk masuk kedalam lingkup Mathali’ul Falah.

Meskipun siswa dari Mathali’ul Falah banyak mengetahui dunia internet namun hal ini tidak didukung sama sekali dari pihak sekolah. Perkembangan teknologi yang terjadi mungkin bisa dikaitkan dengan metode pembelajaran yang ada di Mathali’ul Falah, tidak terlalu tradisional dan tidak terlalu modern memang, namun apakah hal ini membawa dampak baik atau buruk bagi Mathali’ul Falah, baik dalam kegiatan kulikuler maupun kegiatan ekstra kurikuler.
Key Word : Perkembangan TIK, Dampak TIK, Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah, Pondok Pesantren Maslakul Huda.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penggabungan antara penelitian lapangan (field research) dan penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan data-data lapangan sebagai sumber primernya. Adapun penerapannya adalah mengumpulkan sumber-sumber pustaka, terutama tentang dampak dan perkembangan TIK secara global, baik dari segi positif maupun negative.

Kemudian, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian filosofis yang prosedur pemecahan masalahnya diselidiki secara rasional melalui perenungan atau pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar tentang hakekat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Metode ini bekerja dengan menggunakan data kualitatif sehingga dalam pemecahan masalahnya atau pembuktian hipotesanya bersifat apriori . Penggunaan data atau fakta pengalaman cenderung dilakukan untuk memberikan dasar berfikir. Mengkaji muatan-muatan kurikulum Pesantren yang terkena dampak perkembangan TIK dan aplikasinya dalam menghadapi masalah-masalah social. Kemudian mengkaji system norma yang dipengaruhi perkembangan dan dampak TIK yang mampu mempengaruhi pola interaksi antar anggota, lembaga, dan masyarakat. Karena diawal telah dinyatakan bahwa Pesantren memiliki potensi yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan di masyarakat. Dalam penelitian yang dipengaruhi data kualitatif dan diselidiki secara rasional ini dalam penggunaanya dimaksudkan dapat memberikan jawaban atas apa yang akan dan telah terjadi di Pesantren, khususnya Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda, dalam menghadapi perkembangan dan menerima dampak, baik positif maupun negative dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Sistematika Pembahasan
Pembahasan I, dimaksudkan sebagai pembuka bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara global yang akhirnya menimbulkan dampak (positive dan negative) bagi masyarakat yang mengambil manfaat dari TIK. Perkembangan dan pengaruh inipun tidak menutup kemungkinan juga masuk dalam lingkup Pesantren. Yang dalam penelitian ini menggambarkan perkembangan TIK di lingkup Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda.

Pembahasan II, setelah mengetahui perkembangan dan dampak TIK secara global yang akhirnya masuk kedalam lingkup Pesantren, dalam pembahasan ini memberikan pengertian tentang perkembangan TIK di Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda yang berjalan tidak seimbang, padahal ketiganya dipegang oleh orang-orang yang sama dan mengerti betul seperti apa perkembangan TIK saat ini.

Pembahasan III, dalam pembahasan ini lebih ditekankan kepada pentingnya mempermasalahkan dan mempertanyakan problem-problem yang ada dalam lingkup Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda yang dipengaruhi perkembangan TIK.

Pembahasan IV, untuk memperkuat permasalahan dalam pembahasan sebelumnya, digunakan data-data kepustakaan tentang perkembangan TIK secara global dan dampak yang diberikan, yang akhirnya dengan sendirinya masuk kedalam lingkup Pesantren dan mampu mempengaruhi system di dalamnya. Dalam pembahasan ini disertakan juga istilah kunci yang digunakan dalam proposal penelitian ini.

Pembahasan V, dalam pembahasan ini dituturkan seperti apa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang perkembangan TIK dan pengaruhnyabagi Mathali’ul Falah, STAI Mathali’ul Falah dan Maslakul Huda. Serta memberikan pandangan atas kontribusi ilmiah apa yang akan diberikan terhadap penelitian perkembangan TIK dan pengaruhnya.

Pembahasan VI, setelah memaparkan berbagai hal yang akan dilakukan dan yang masih dipertanyakan dalam penelitian, dalam pembahasan ini dimaksudkan agar mampu dimengerti pola pembahasan dari pembahasan I sampai terakhir, karena ada keterkaitan antara pembahasan awal sampai pembahasan akhir.


Ahdyat

25 juli 2009



Tinggalkan Balasan

dan lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar